Setiap Muslim pasti mendambakan
kehidupan yang penuh keberkahan. Berkah, dalam bahasa Arab disebut
barakah, yakni kebaikan yang melimpah (al-khair al-wafir). Muslim yang
mengucapkan salam berarti mendoakan hidup penuh kedamaian, kasih sayang,
dan keberkahan. Hidup penuh berkah menjadi limpahan kebaikan dan selalu
mendapat petunjuk Allah SWT.
Menurut Iman Maghazi al-Syarqawi,
hidup penuh berkah itu dapat diaktualisasikan dengan meneladankan enam
sikap dan sifat terpuji. Pertama, membiasakan sifat malu yang positif.
Malu (al-haya') adalah kunci keutamaan sebab rasa malu membuat Muslim
bersikap hati-hati untuk tidak berbuat maksiat kepada Allah dan
Rasul-Nya.
Rasulullah SAW pernah memberi nasihat kepada para
sahabatnya. "Hendaklah kalian merasa malu kepada Allah dengan
sebenar-benarnya." Para sahabat menimpali, "Alhamdulillah, kami sudah
merasa malu kepada Allah, ya Rasul."
Rasul lalu menyatakan,
"Tidak, kalian belum merasa malu. Orang yang betul-betul merasa malu di
hadapan Allah hendaklah menjaga kepala berikut isinya (pikiran positif),
menjaga perut berikut isinya (makanan dan minuman yang halal dan
thayib), dan mengingat mati serta musibah. Siapa yang menginginkan
kebahagiaan akhirat, hendaklah meninggalkan perhiasan dunia. Siapa yang
sudah melakukan itu semua, berarti telah betul-betul memiliki rasa
malu." (HR Tirmidzi).
Kedua, bersyukur karena ia merupakan kunci
peningkatan rezeki. Menurut Ibn Qayyim al-Jauziyah, syukur merupakan
pujian dan pengakuan hamba terhadap nikmat Allah yang disertai rasa
cinta dan ketaatan kepada-Nya. (QS Ibrahim [14]: 7).
Ketiga,
tutur kata dan komunikasi yang baik (al-kalam al-thayyib). Hal ini
merupakan kunci terbukanya hati dan pikiran. Komunikasi dan tutur kata
yang baik adalah sedekah. Sedekah yang paling ringan dan mudah adalah
memberi senyuman kepada sesama.
"Maukah kalian aku tunjukkan
suatu amalan yang jika kalian kerjakan, maka kalian akan dapat saling
mencintai? Nabi SAW bersabda: ‘Tebarkanlah salam di antara kalian’.” (HR
Muslim).
Keempat, berbakti kepada kedua orang tua. Sikap ini
merupakan kunci keridhaan dan kesuksesan hidup. Keridhaan dan doa orang
tua merupakan pintu masuk segala kebaikan dan keberkahan hidup.
Kelima,
menghiasi diri dengan sifat qanaah (merasa berkecukupan). Sifat ini
merupakan kunci kekayaan. Orang yang bersifat qanaah tidak akan serakah
dan egois sehingga ia tidak mudah tergoda oleh kekayaan duniawi.
Keenam,
konsisten dan teguh pendirian (al-mudawamah wa al-istiqamah) dalam
berdoa. Doa adalah kunci segala kebaikan dan ketenteraman jiwa. Doa
adalah kekuatan dan energi spiritual hamba kepada Allah. Dengan doa,
seorang Muslim mengembalikan segala persoalan kepada Allah SWT.
Kunci
semua itu adalah aktualisasi iman, ilmu, amal, dan takwa sebagai modal
spiritual dan kendaraan keberkahan hidup. Jika keduanya diaktualisasikan
dengan baik, niscaya janji Allah pasti akan dipenuhi. (QS al-A'raf [7]:
96).
Meraih hidup penuh berkah harus senantiasa mendekatkan diri
kepada-Nya sekaligus mendekatkan diri dengan sesamanya melalui
kesalehan personal, ritual, dan kesalehan sosial serta moral.
Wallahu a'lam.
Sumber : http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/13/03/26/mk9emx-enam-kunci-hidup-berkah
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Semoga bermanfaat
BalasHapus